Masih ingat buku “101 Pengalaman & Pemikiran PNS Sontoloyo”? Sebagai Asisten Komisoner KASN RI, penjelajahan literasi Sumardi di dunia ASN tidak diragukan lagi. Begitu pula rentang waktu pengalamannya terjun langsung keliling daerah menangani dan menyelesaikan berbagai persoalan perbedaan pendapat di lingkungan birokrasi.
Dirangkai dengan informasi dan data yang menarik, opini yang menggigit, bahkan fakta-fakta seputar ASN yang mencubit sisi humanis pembaca, semua terangkum rapi dalam buku ini. Buku ini sangat bagus dan baik untuk dibaca dan didalami lagi, menjadi bahan yang perlu didiskusikan dengan berbagai pihak untuk menjawab persoalan dan tantangan penerapan manajemen ASN di Indonesia, dan sebagai bahan perbaikan kebijakan manajemen ASN ke depannya.
Sukses menarik perhatian kalangan ASN dengan buku tersebut, setahun kemudian Sumardi menerbitkan buku “PNS Lengser Keprabon”. Dengan bahasa lugas yang dikemas dalam nuansa lokal bahasa Jawa, topik ini cukup menggelitik namun menarik untuk dikaji dan menjadi atensi dalam pengelolaan manajemen ASN. Di samping isinya menyajikan fakta yang mewarnai tindakan administratif PPK yang dinilai keliru terhadap pemberhentian PNS, dilengkapi juga pengalaman dan kompetensi profesi penulis. Sumardi mampu menyuguhkan ide cerdasnya sebagai upaya preventif menuntun PPK agar tidak keliru lagi dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan pemberhentian/pembebasan jabatan PNS.
“Si Boncos” dan Greget ISBN
Sumardi terus memantapkan dirinya berfokus pada hobi menulis buku dengan tema/topik manajemen sumber daya manusia aparatur. Saat ini, kita menunggu terbitnya buku keenam beliau yang berjudul “Boncos Tanpa Followership“. Lagi-lagi Sumardi memasang judul yang atraktif. Belum lagi desain sampul ala superhero, menambah greget para calon pembaca. “Apa lagi ini?”
Ide penulisan buku ini sangat menarik. Ketika sebagian besar orang berfokus pada tema “laris” kepemimpinan, penulis justru mengingatkan kita pada proses yang sering terlupakan. Benar sekali, sebelum menjadi pemimpin (leader), hampir dipastikan setiap orang pernah menjadi pengikut (follower).
Seperti dipetakan oleh Robert Kelley pada bukunya yang berjudul “In Praise of Follower”, kita mungkin (pernah) berada pada dimensi berpikir kritis (critical thinking) dan perilaku (behaviour) yang berbeda. Bisa jadi kita berangkat dari tipe yang tidak sama: bukan tipe Star (Effective, Dynamic) yang merupakan follower idaman.
Mungkin sebagian dari kita tidak/belum punya pilihan kecuali meminimalkan risiko sampai bisa merasa nyaman dan lebih yakin dengan lingkungan kerja. Mungkin sebagian dari kita harus agak pragmatis karena kondisi tidak selalu baik, namun tetap berharap bisa melakukan perbaikan sebelum terjadi kerusakan organisasi. Tidak apa-apa jika ada sebagian dari kita yang sengaja hadir untuk memicu cara berpikir baru, tentunya dengan cara yang bijak. Apa pun peran follower yang kita ambil saat ini, pastikan goal setting-nya tetap sama: menjadi leader yang hebat di kemudian hari.
Penulis telah membuktikan bagaimana dahsyatnya menjadi konseptor sekaligus eksekutor. Sebagai konseptor, ia melahirkan gagasan dan pikiran yang bernas dan visioner. Sebagai eksekutor, ia menjahit kata dan menyulam kalimat menjadi sebuah karya buku yang elegan: perpaduan antara teori, analisis/opini, praktik baik, teladan figur dan kumpulan kutipan-kutipan yang inspiratif.
Penulis memiliki ketangguhan daya jelajah gagasan dan pikiran dalam menggali data dan merangkum fakta. Dari belasan figur yang berhasil beliau wawancara tentang followership, menunjukkan bahwa penulis adalah orang yang bisa masuk dan diterima di berbagai kalangan.
Buku berjudul “Boncos Tanpa Followership” ini merupakan buku keenam penulis di tengah-tengah kesibukan sebagai seorang birokrat. Di tengah-tengah sulitnya permohonan ISBN, ternyata buku ini bisa mendapatkan ISBN dengan mudah. Silakan cek nomor 978-623-8047-05-5 di situs https://isbn.perpusnas.go.id/
Bertabur Pejabat
Buku ini dikemas dengan bahasa yang umum, lugas, dan mudah dipahami oleh para pembaca. Buku ini merupakan buku referensi sekaligus sebagai pedoman bagi para karyawan/pegawai dalam menapaki kariernya di organisasi, baik sektor publik maupun swasta.
Terbitnya buku ini diharapkan dapat menjadi penambah khazanah literasi di Indonesia, sekaligus dapat menjadi bahan penambah wawasan dalam tata kelola sumber daya manusia di Indonesia. Penulis menyadari bahwa keberadaan buku-buku yang mengupas topik sumber daya manusia aparatur tidak terlalu banyak sehingga diharapkan buku ini dapat mengisi kekosongan literasi tersebut.
Buku ini sangat bagus untuk dimiliki para ASN di Indonesia. Substansi buku ini memberi pemahaman sekaligus guidance bagaimana seharusnya menjadi seorang staf (follower) yang baik untuk mendukung tata kelola pemerintah yang baik dan bersih (good and clean government). Apalagi di dalamnya terdapat followership best practices dari sejumlah tokoh/pejabat, yaitu: Prof. Agus Pramusinto, MDA., Ph.D. (Ketua Komisi ASN), Dr. Waluyo, M.M. (Direktur Umum & SDM Pertamina 2008 s.d. 2010), Tasdik Kinanto, S.H., M.Hum. (Komisioner Komisi ASN), Dr. Irham Dilmy, MBA. (Wakil Ketua KASN 2014 s.d. 2019), Dr. Welu Wongso Rejo, M.Si. (Praktisi Pemerintahan), Drs. H. Nuryakin, M.Si. (Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah), Khairil Anwar (Wakil Bupati Belitung Timur), Yetti Sembiring, S.STP., M.M. (PJ Bupati Tapanuli Tengah), Dr. Hartono, S.Pd., M.Pd. (Sekretaris Daerah Kabupaten Kepahiang), Dr. Jusuf Sunya, M.E. (Sekretaris Daerah Kota Ternate), Edy Sujatmiko, S.Sos, M.M., M.H. (Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara), Ir. H. Syamsir Rahman, M.S., (Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan), Hj. Gati Setiti, M.Hum. (Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kota Salatiga), dan Dr. Irwan Raharja, S.E., M.M. (GM Adm & HR-GA PT MMC Metal Fabrication). Tidak lupa, kata sambutan diberikan langsung oleh H. Hadianto Rasyid, S.E., Wali Kota Palu. []