Menjawab Tantangan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Selama ini, kita sering melihat institusi pendidikan di setiap jenjangnya seolah berdiri terpisah, bagaikan rumah-rumah yang dipisahkan oleh aliran sungai yang membatasi interaksi di antara mereka. Khususnya dalam konteks transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD), “jarak pemisah” ini terjadi akibat adanya kesalahpahaman terhadap cara pembelajaran yang berbeda di masing-masing jenjang. Hal ini menyebabkan proses transisi yang seharusnya dapat berlangsung secara alami malah menjadi tantangan yang kompleks, memengaruhi kesiapan anak-anak memasuki dunia pendidikan formal secara keseluruhan.

Pada kenyataannya, beberapa miskonsepsi mengenai pembelajaran di PAUD dan SD justru sering kali menghambat kelancaran transisi tersebut. Salah satu miskonsepsi yang umum adalah terkait pemahaman tentang kemampuan fondasi di usia dini. Banyak masyarakat menganggap bahwa keberhasilan pendidikan di PAUD semata-mata bergantung pada kemampuan baca, tulis, dan hitung (calistung) anak. Padahal, tahapan usia dini seharusnya difokuskan pada pengembangan karakter, kemandirian, dan kemampuan sosial-emosional, yang menjadi landasan utama dalam pembelajaran berikutnya. Kesalahan dalam fokus ini menyebabkan tekanan berlebihan bagi anak di usia dini dan mengesampingkan pentingnya keterampilan dasar lainnya yang lebih bermanfaat dalam jangka panjang.

Selain itu, ada anggapan yang sempit tentang pentingnya calistung sebagai indikator kesiapan masuk SD. Tes calistung sering kali dianggap sebagai cara cepat mengukur kemampuan anak saat memasuki jenjang SD, padahal keterampilan ini seharusnya dibangun secara bertahap dan berkelanjutan, bukan sekadar kemampuan teknis yang dipelajari dalam waktu singkat. Dalam konteks pendidikan yang lebih luas, proses belajar calistung bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran PAUD, tetapi bagian dari rangkaian pembelajaran yang berlanjut hingga di SD.

Ketiga, penggunaan tes calistung sebagai syarat masuk SD masih ditemukan di beberapa sekolah, meskipun sudah ada kebijakan dari pemerintah yang melarang praktik tersebut. Tes calistung sebagai syarat masuk ini dapat menciptakan ketidakadilan bagi anak-anak yang belum memiliki keterampilan tersebut dan mengakibatkan ketimpangan akses pendidikan. Pemerintah telah menegaskan bahwa proses belajar calistung dapat dilanjutkan di SD sebagai bagian dari kurikulum, tanpa menjadi prasyarat yang membatasi akses anak untuk melanjutkan pendidikan.

Buku “Menjawab Tantangan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” hadir sebagai upaya nyata untuk mengatasi ketimpangan ini. Buku ini menawarkan panduan menyeluruh bagi pendidik, orang tua, dan pengambil kebijakan untuk mewujudkan proses transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, harmonis, dan sejalan dengan perkembangan anak. Melalui berbagai panduan praktis, informasi terkini, dan contoh aplikasi nyata. Buku ini memberikan arah untuk menciptakan kondisi ideal yang telah lama diidamkan. Anak-anak yang terlibat dalam proses transisi yang mulus ini akan menikmati pengalaman belajar yang positif, merasa percaya diri, dan tumbuh sebagai individu yang mampu mengelola emosi, berkomunikasi dengan baik, serta memiliki kemampuan dasar dalam literasi dan numerasi.

Menjawab Tantangan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Copyright © CV Elfatih Media Insani, 2024

Penulis:
Rosmawati
Hasbi Latif

ISBN:

Penyunting:
Kuspriyanto

Desain Isi & Penata Letak:
Tim Elfatih Media Insani

Desain Sampul:
Tim Elfatih Media Insani

Penerbit:
CV Elfatih Media Insani (Anggota IKAPI)

Cetakan Pertama, November 2024
xxvi, 170 hlm; 15.5 x 23 cm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *