Ketika Mata Pena Mendua
© 2022 oleh Sabrie Mustamin & Islamiati
Penyunting:
Kuspriyanto & Gusnawati
Diterbitkan oleh:
Elfatih Media Insani (Anggota IKAPI)
Cetakan Pertama, Desember 2022
xviii, 232 hlm
Rp100.000
Tidak pernah terbayangkan, apalagi berimajinasi bahwa di tengah kesibukan dan rutinitas menjalani tugas, bisa lahir tulisan-tulisan yang kemudian didesain menjadi sebuah buku apik sebagaimana ada di tangan sahabat pembaca budiman saat ini.
Kurang lebih setahun lalu, kami membaca sebuah buku inspiratif berjudul “Sumpah Pena” karya spektakuler dari seorang akademisi, inspirator dan penggerak literasi yang berhati emas Bapak Ruslan Ismail Mage (RIM) yang berkolaborasi dengan apik dan bernas dengan arsitek Bengkel Narasi Kang Iyan Apt.
Dalam buku tersebut dijelaskan secara detail, “Selain perintah melaksanakan lima rukun Islam, ada perintah lain yang tidak boleh diabaikan, yaitu perintah membaca (Iqra’) dan menulis (Qalam).”
Demikian pentingnya menulis dalam Islam, hingga lahir Sumpah Pena dalam Al-Qur’an. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Qalam ayat pertama. “Nūn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.”
Hasil membaca, memaknai, dan merenungi isi buku “Sumpah Pena” inilah menjadi alasan terbesar terbitnya buku ini. Tersadar bahwa sebagai hamba Allah Swt, kami wajib memaksimalkan semua perintah-Nya, termasuk perintah membaca dan menulis. Karena itu, dalam setiap kesempatan kami menyempatkan diri membaca dan menulis. Menurut sang inspirator menulis Bang RIM, “Membaca dan menulislah untuk menjadi manusia paripurna.”