
Benteng Pulau Cingkuak merupakan benteng peninggalan Portugis. Posisi benteng ini dimanfaatkan untuk pelayaran dan perdagangan di pesisir barat Pulau Sumatra. Bagian bangunan yang masih tersisa dari Benteng Pulau Cingkuak adalah pintu masuk, sisa dinding, dan dermaga. Selain itu ada temuan inskripsi dan artefak.

Melalui buku ini, kita dibawa masuk ke dalam dunia kata-kata Ibu Welliya. Buku ini tidak sekadar kumpulan cerpen, melainkan sebuah perjalanan batin yang memperlihatkan kekayaan nilai-nilai kehidupan, cinta, dan harapan yang terangkum dalam setiap cerita. Ia mengajak kita untuk merenung, menyelami makna doa yang terpatri di ujung sajadah setiap kisah yang dihadirkan.

"Buk Ella di Hatiku" bukan hanya sekadar kumpulan puisi anak, melainkan sebuah karya seni yang menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa kini, mengingatkan kita akan keindahan kecil yang sering terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Buku ini menjadi jendela inspirasi bagi setiap pendidik yang menginginkan pembelajaran yang lebih dinamis dan bermakna.

Kepemimpinan murid memberikan wadah bagi pemberdayaan murid dalam merancang dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pada kemandirian murid.

Melalui isi buku yang begitu komprehensif, buku ini
tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang rasional dan tujuan mata pelajaran
Informatika, tetapi juga membuka pintu wawasan terkait karakteristik pembelajaran Informatika
serta capaian pembelajaran pada fase D.

Dalam kumpulan puisi "Harmoni di Samudra Ilahi", penulis menggambarkan Masjid Terapung Samudra Ilahi sebagai titik fokus spiritualitas dan refleksi, tempat di mana roh dan jiwa bersatu dalam keharmonisan yang luar biasa.

Buku ini, dengan 37 bab inspiratifnya, memberikan kita pandangan mendalam tentang perjalanan hidup dan kearifan seorang pendidik.

Dalam 108 puisi yang ditampilkan, terlihat betapa penulis memiliki kepekaan terhadap kompleksitas emosi manusia. Ungkapan syukur, kehilangan, cinta, dan spiritualitas tercermin dengan begitu indah dalam setiap baitnya.

Judul-judul puisi yang menghiasi buku kumpulan puisi "Mengukir Waktu" ini seakan membuka gerbang menuju alam batin yang penuh warna dan nuansa.